Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
Limbah MBG disulap jadi ekonomi hijau di Lumajang
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-07 08:25:10【Resep Pembaca】562 orang sudah membaca
PerkenalanSalah satu produk sayuran hasil budidaya pemuda di Lumajang, Jawa Timur. ANTARA/HO-Diskominfo Lumaja

Jakarta (ANTARA) - Seorang pemuda kreatif asal Lumajang, Jawa Timur menyulap limbah Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi ekonomi hijau yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi.
Pemuda bernama Asriafi Ath Thoriq melihat limbah MBG bukan sebagai sampah belaka, melainkan potensi bisnis hijau yang bisa membuka lapangan kerja baru.
"Limbah makanan seharusnya dipandang sebagai modal, bukan masalah. Dengan kreativitas dan bimbingan, kita bisa mencipngakan produk ramah lingkungan sekaligus meningkatkan ekonomi lokal," ujar Asriafi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Pemuda penerima Kalpataru dan Lencana Inovasi Desa dari Kementerian Desa tersebut berhasil mengolah eco enzyme, yakni cairan serbaguna hasil fermentasi limbah makanan yang dapat dijadikan disinfektan, sabun alami, pupuk cair, hingga bahan dasar pakan ternak ramah lingkungan.
Selain Asriafi, inovasi serupa juga dilakukan seorang petani muda, Dzaki Fahruddin, dari Kecamatan Yosowilangun, Lumajang. Ia mengumpulkan sisa makanan dapur MBG yang diolah menjadi eco enzyme dan pupuk cair untuk menyuburkan lahan pertaniannya.
Baca juga: Menteri LH dukung daerah tingkatkan kapasitas kelola limbah dari MBG
"Prosesnya sederhana. Limbah makanan dicacah, dicampur gula merah dan air, lalu difermentasi selama tiga bulan," ujar Dzaki.
Dari proses tersebut, ia bisa mendapatkan tanaman yang tumbuh lebih subur dengan biaya produksi lebih hemat. Para petani lain yang awalnya skeptis, kini justru ikut mengolah limbah MBG menjadi pupuk organik karena terbukti lebih ramah lingkungan dan efisien.
"Inovasi ini bukan hanya mengurangi sampah, melainkan juga menumbuhkan jiwa wirausaha hijau di kalangan anak muda desa," ucapnya.
Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN) Khairul Hidayati mengapresiasi inovasi ekonomi hijau dari para pemuda Lumajang tersebut. Menurut dia, pemanfaatan limbah MBG menjadi produk ramah lingkungan adalah bentuk nyata dari ekonomi sirkuler di sektor gizi dan pangan.
“Apa yang dilakukan para pemuda di Lumajang membuktikan bahwa program MBG ngak berhenti di dapur. Ada nilai tambah ekonomi, edukasi, dan limbah menjadi ngak terbuang percuma, tapi justru memberi manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat sekitar," kata Hida.
Ia berharap seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) juga memiliki sistem pengelolaan limbah yang produktif, sehingga program MBG hadir ngak hanya untuk menyehatkan anak-anak, tapi memakmurkan desa.
Baca juga: Ini prosedur aman SPPG Cinere mulai pilih bahan hingga olah limbah MBG
Baca juga: Limbah MBG SPPG Palmerah dimanfaatkan untuk dua hal ini
Suka(39)
Artikel Terkait
- Mahasiswa USU cipngakan wadah makanan dari limbah sawit dan daun pepaya
- Danantara terbuka untuk investasi dari pengusaha dan investor Brazil
- Dinkes ungkap 7,2 persen anak di Sulbar alami risiko hipertensi
- Cegah penambahan populasi, KPKP Jakut targetkan sterilisasi 250 kucing
- Kemenkes: Siklus penularan cacingan mudah diputus dengan kebersihan
- 70 persen serangan beruang di Jepang terjadi di area hunian manusia
- Menko PM terima pesan untuk Presiden Prabowo dari siswi SDN Aek Tolang
- BRIN temukan penggunaan "test kit" kurang sesuai dalam kegiatan MBG
- BPKN siap panggil Aqua terkait dugaan sumber air dari sumur bor
- Pengamat sebut produk halal ekraf bisa tingkatkan pendapatan negara
Resep Populer
Rekomendasi

Mentan programkan hilirisasi kelapa, ngak ada lagi ekspor gelondongan

SPPG Polda Kalteng salurkan MBG pertama bagi 1.000 penerima manfaat

TikTok Food Fest 2025 Gaet Ribuan Pengunjung, Dorong UMKM dan Promosi Kuliner Nusantara

RI menyiapkan 500 ribu tenaga kerja terampil dikirim ke luar negeri

Mahasiswa UNP berhasil cipngakan tablet kunyah ekstrak rumput banto

Minum air dan simpan sisa makanan jika alami dugaan keracunan MBG

Harga mahal, Bappenas: 40

Kemenkes edukasi warga Manokwari soal sistem rujukan kesehatan